Terjadinya Nama Desa Semugih - MediaRakyat19. com

Breaking

Selasa, 06 Februari 2018

Terjadinya Nama Desa Semugih

Kades Semugih, Sugianto SPd
Gunungkidul (MediaRakyat.co.id) - Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunugkidu, Kepala Desa,Sugianto, SPd saat ditemui sedang melaksanakan kegiatan Musyawaah Antar Desa (MAD) ang dibahas mengenai Laporan Kegiatan Keuangan di masing masing desa se Kecamatan Rongkop.

Usai pertemuan MAD Kepala Desa diruang kerjanya saat ditanya dari awak media mengenai dana desa dari pusat pihaknya menjelaskan bahwa dana Desa dari Pusat sudah dialokasikan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditentukan terutama yang menyangkut insprakstruktur.

Mengenai MAD ini pembahasannya mengenai simpan pinjam anggota, simpan pinjam ini dilakukan sejak dibentuknya bernama: PPK kemudian berubah PNPN dan sekarang BKAD (Badan Keuangan Antar Des). Bagi anggota yang tergabung memperoleh pinjaman secara kolektif, minimal satu kelompok terdiri sepuluh (10) orang dan pinjaman pertama mendapatkan Rp. 25 jt. Bagi yang kelompok aktif memenuhi kewajiban pinjaman selanjutnya bisa mencapai Rp 150 jt. 

Menurut Kepala Desa, Sugianto, SPd. bahwa bahwa wilayah yang ia pimpin juga potensi mempunyai obyek dianyaranya "Gua Braholo" menurutnya Gua ini telah diteliti dari lembaga kepurbakalaan ternyata ada sejumlah posil diantaranya, binatang dan manusia yang konon dikabarkan sudah ribuan tahun umurnya. Apabila penelitian sudah jelas rencananya nantinya akan dijadikan obyek wisata. 

Di Desa Semugih juga terdapat tlogo di kampung Purworejo yang juga rencananya akan dijadikan obuek wisata nantinya.

Bagi masyarakat desa Semugih yang dulunya bercocok tanam buah-buahan kini berubah mengelola tepong Mokab. Tepong mokap ini Kepala Desa menerangkan bahwa as mokab adalah dari ketela awalnya dirajang kemudian direndam dengan air sehari semalan selanjutnya dicuci diletakkan pada tempat nampan atau tampah untuk dijemur sampai kering selanjutnya digiling untuk dijadikan tepong. Setelah jadi tepong yang nantinya menjadi bahan berbagai macam kue. Menurutnya, tepong ini banyak diproduksi di pedukuhan Karang Wetan

Juga masih menurut Kepala Desa, terjadinya Desa Semugih, konon berawal dari seseorang memberi sebuah semangka kepada salah satu warga kampung setempat namun yang diberi tidak mau menerimanya, sehingga diberikan pada orang lain, ternyata orang lain yang diberi semanggka tadi setelah membuka isi semangka itu berisi ema. Akhirnya orang yanh memberi semangka tersebut berucap "orang tidak punya saja diberi tidak mau menerimanya"(Jw; wong ora duwe wae diwenehi ora gelem gayane koyo wong sugih" itu terjadinya nama Semugih. Demikian jelas Sugianto, SPd diruang kerjanya pada beberapa waktu lalu. (Bdn)