Suparyana - MediaRakyat19. com

Breaking

Selasa, 24 September 2019

Suparyana

         Sejarah Nama Desa  Giricahyo

                          Kades Giricahyo, Suparyana

Gunungkidul (mrediarakyat.co.id). Ringkasan sejarah terjadinya nama desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi DIY, para tokoh masyarakat berembug dengan menghadirkan para sepuh, sesepuh yang sedikit banyak mengetahui asal-usul sejarah nama desa Giricahyo. Para sepuh, dan sesepuh ini dimintai keterangan agar mereka masing-masing menceritakan yang berkaitan asal usul nama Giricahyo tersebut. Sehingga dari masing-masing pendapat disingkronkan untuk diambil kesimpulannya. Demikian keterangan Kepala Desa, Suparyana saat ditemui di kantor desa pada Kamis Pahing (19/9) lalu.
Selanjutnya Suparyana menjelaskan mengenai asal usul desa Giricahyo seperti apa yang telah diceritakan dalam forum pertemuan diantaranya;
Rawuh lelono  (datang mengembara) ini ada beberapa nama yang datang mengembara di hutan ini untuk membuka lahan agar dikelak kemudian menjadi perdesaan  yakni: Kyai Alun, Kyai Segoro, Kyai Adjar, Kyai Iro Gotro, Kyai Lawas, Kyai Gendruk Ewer.
Beberapa tahun kemudian istilah bahasa Jawa "Rawuh lelono ingkang kaping kalih" atau disebut kedatangan yang ke dua, juga bertujuan melanjutkan tujuan para pendahulunya agar lokasi ini lebih aman dan nyaman untuk hunian, mereka itu adalah: Kyai Sindubojo, Nyai Sindubojo, Nyai Kukap, Kyai Gilingwesi, Kyai Dhong Turi, dan mereka menganut agama Hindu/ Budha.
Beberapa tahun kemudian datanglah pendatang dari pantai selatan yang menganut Islam yang ia terima ajaran itu dari Kerajaan Demak Bintoro beliau adalah Kyai Danukusumo yang selanjutnya menginjak jaman kaprajan atau jaman peme- rintahan.
Jaman pemerintahan ini diang- katlah:
Bekel Ke-1, Bernama  Kyai Driyo Setiko dari Jambu, dan Kyai Sutodrono dari Karangtengah nama kabekelan tersebut disebut Kabekelan Jambu. Berkaitan dengan perkembangan dari kabekelan dirubah menjadi kalurahan. Sedang  untuk lurah ke-1 adalah Kyai Singo Dimedjo dari Karangtengah sehingga kakurahan disebut Kalurahan Karangtengah selama 8 tahun dari tahun 1919 s/d 1926.
Lurah ke-2 adalah Kyai Ponco rejo berasal dari Jambu maka kalurahan tersebut disebut Kalurahan Jambu selama 13 tahun dari tahu. 1926 s/d 1938.Lurah ke-3 adalah Djojo Sumarto berasal dari Jambu pusat kelurahan dikembalikan di Karangtengah selama 7 tahun dari tahun 1938 s/d 1944.
Lurah ke-4 adalah Hardjo Winoto dari Giricahyo selama 21 tahun dari tahun 1944 s/d 1965.
Lurah ke-5 adalah  Sastro dihardjo selama 31 tahun dari tahun 1965 s/ 1994.
Lurah ke-6 adalah Suratman MP dari Jambu selama 8 tahun dari tahun 1994 s/d 2002.
Lurah ke-7 adalah Tukiran HS dari Karangtengah  selama 6 tahun dari tahun 2002 s/d 2008.
Lurah ke-8  adalah Hariadi SPd. selama 6 tahun dari tahun 2008 s/d 2016.
Lurah ke-9 adalah Suparyana dari tahun 2016 s/d 2022.