Daman Huri, Lrh.Banyusoco - MediaRakyat19. com

Breaking

Senin, 23 Desember 2019

Daman Huri, Lrh.Banyusoco

 Daman Huri Terpilih Jadi Kades Banyosoco

                             Daman Huri


Gunungkidul (MediaRakyat.Co.id). Daman Huri,  yang bertempat tinggal di Desa Banyusoco, Kecamatan Playen,  Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DIY. Saat desa setempat diadakan pilihan kepala desa ia mencalonkan diri ikut bursa pilkades. Saat mencalonkan diri sebagai calon kepala desa ia harus berhadapan dengan rivalnya empat calon kades. Tiba saatnya pilihan kepala desa yang digelar pada Sabtu, 23 Nopember 2019 ia mendapat perolehan jumlah pemilih terbanyak, oleh karena itu ia tinggal menunggu pelantikan dari Bupati Gunungkidul sebagai kepala desa definitif.  Demikian dijelaskan Daman Huri saat  dihubungi dikediamannya dengan sangat familiar itu pada Senin, 2 Desember 2019.
Lebih lanjut, saat ditanya program apa yang harus dikerjakan setelah pelantikan nanti, ia mengemukakan diantaranya; Melaksanakan pemerintahan yang transparan harus ada kerja sama dengan para lembaga desa  yang ada di desa  Banyusoco. Pelayanan masyarakat harus meningkat lebih baik   langsung maupun tidak langsung terlebih yang berkaitan dengan administrasi pedesaan, misal mengenai pajak tanah, IMB,  ataupun usulan PTSL dan RTLH dan lain-lain.
Mengenai  pengairan baik untuk dikonsumsi maupun untuk pertanian dan untuk hewan. Rencana pengairan nantinya akan menggali sumber mata air di sepanjang kali  Oyo. Selama ini sudah ada satu titik yang sudah dibudidayakan untuk kebutuhan warga. Maka nantinya di kawasan Pedukuhan  Kedungwanglu dan di Pedukukan Ketangi  akan  digali untuk dijadikan sumber mata air disamping untuk kebutuhan keluarga maupun saat punya hajat, juga nantinya  untuk  pertanian. Sehingga warga masyarakat tidak perlu bantuan air bersih dari luar, bahkan kalau perlu di musim kemarau bisa memberikan bantuan ke desa lain yang membutuhkan bantuan air bersih, juga para petani nantinya walau di musim kemarau tetap bisa memberikan pengairan  untuk pertumbuhan di lahan pertaniannya. Karena selama ini para petani kurun waktu satu tahun hanya mengandalkan air tadah hujan, sehingga satu tahun memperoleh dari hasil pertanian hanya satu kali. Demikian terang Daman kepada Media Rakyat. (adn/bdn)