Tumin., Lurah Pundongsari
Gunungkidul ( MediaRakyat.Co.id ). Walau ditengah beredarnya pandemi Covid-19 , bertempat di Balai Kalurahan Pundongsari, Tumin, Lurah Kalurahan Pundongsari, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DIY tetap melaksanakan perintah atasan melantik dan mengambil sumpah/janji para pamong serta mengukuhkan staf pada pertengahan bulan Juni 2020 lalu. Demikian disampaikan Tumin di kediamannya yang sangat bersahaja dan familiar pada Seloso (21 Juli 2020).
Adapun para staf pamong tersebut terdiri dari 7 pamong, tiga staf dan sepuluh (10) dukuh yang disaksikan jajaran Tripika Semin. Himbauan lurah kepada para terlantik berkaitan dengan keistimewaan Yogyakarta maka para pamong dan staf sebagai pemangku keistimewaan untuk meningkatkan semangat kinerja yang lebih istimewa.
Mengenai beredarnya pandemi Covid-19, Lurah Tumin, menerangkan bahwa: masyarakatnya tidak ada yang terpapar Covid-19 wilayahnya zona hijau. Dan semua bantuan yang lewat Kalurahan, Kabupaten, Propinsi dan dari dinas terkait yang terdampak adanya pandemi sudah didistribusikan sesuai aturan.
Selanjutnya mengenai situasi dan kondisi diwilayahnya aman dan kondusif. Dijelaskannya bahwa masyarakat yang berjumlah l.k. 3400 jiwa walau kondisi saat ini dalam melaksanakan aktivitas harus mengikuti anjuran pemerintah, namun warga masyarakat tetap bekerja sesuai keahlian dan bakat masing-masing.
Lebih lanjut lagi, ia menambahkan mengenai aktivitas keseharian para warga mayoritas adalah petani, bahkan diceritakannya mengenai pertanian terutama tanaman padi di Pedukuhan Sedono dengan luas lokasi lebih kurang empat (4) hektar kurun waktu satu tahun bisa tiga (3) sampai empat (4) kali panen padi. Lahan tanah disini konon cerita sejak dari nenek moyang mereka kultur tanahnya humos mengandung air, bahkan beberapa tahun lalu dikatakannya Menteri Pertanian pernah berkunjung di lokasi ini membuktikan keberadaan di atas pegunungan yang cukup tinggi ini bisa menghasilkan panen tiga sampai empat kali.
Juga masyarakat sebahagian memproduksi kerajinan bambu mengikuti tangga sebelah maksudnya Kalurahan Semin Kulon membuat anyaman bambu beraneka ragam. Ada sebahagian warga di Pedukuhan Karangwetan memproduksi Krupuk Ati yang prosesnya dari bahan ketela yang di parut terus dilinting pakai daun pisang kemudian dikukus, setelah masak barang tersebut diiris-iris tipis-tipis kemudian di jemur. Beda lagi kalau di Pedukuhan Pundongsari sebahagian masyarakatnya memproduksi tahu dan Kripik Singkong. Sedang ampas tahu (Jw: gembus) tersebut untuk pakan ternak sapi. Dari sekian produk lokal sementara belum menjangkau ke luar Kapanewon Semin. Demikian jelas Tumin kepada MediaRakyat.Co.id (bdn/adn)