Ispramoyo, Lurah Sumber Wungu - MediaRakyat19. com

Breaking

Senin, 13 Juli 2020

Ispramoyo, Lurah Sumber Wungu

Lurah Sumberwungu  Lantik Pamong Kalurahan
          Lurah Sumberwungu, Ispramoyo
   (dua dari kanan) bersama para Pamong

Gunungkidul (Media Rakyat.Co.id). Bertempat di kediaman Ispramoyo,  Lurah Sumberwungu, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DIY saat dihubungi Media Rakyat.Co.id pada Kamis Legi (9 Juli 2020) lalu berkaitan pelantikan para pamong mengatakan  bahwa  pada  Senin (16 Juni 2020)   melantik dan mengambil sumpah janji  tujuh (7) pamong 19 dukuh dan pengukuhan  staf 6 orang. Pelaksanaan acara ini disaksikan Panewu, KUA,    Forkompimka, Danramil, Kapolsek Kapanewon Tepus ,  Babinkamtibmas, Babinka, dan para pimpinan lembaga Kalurahan setempat.
Masih keterangan Ispramoyo, berkaitan pelantikan dan pengambilan  sumpah janji para  pamong dan staf dikediamannya, ia membeberkan atas  sambutannya dan himbauannya dihadapan para pamong dan perangkatnya, ia mengharapkan  semua pamong dan para dukuh untuk  mengabdi pada masyarakat diusahakan  ada peningkatan yang lebih baik dan  setiap kegiatan baik di tiap tiap pedukuhan maupun di kalurahan mencerminkan keistimewaan Yogyakarta dengan menjunjung tinggi adat-istiadat Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat.
Selanjutnya  berkaitan dengan adanya pandemi Covid 19 menurutnya, dijelaskannya bahwa di wilayah Kalurahan Sumberwungu adalah termasuk zona hijau karena  sampai saat ini belum ada  satu orangpun  yang terpapar covid-19.
Mengenai kegiatan keagamaan sementara mengikuti himbauan. Pemerintah untuk menghindari kerumunan masa maka di 20 masjid sementara tidak mengadakan pertemuan-pertemuan.
Ditambahkan mengenai obyek wisata pantai Kalurahan Sumberwungu tidak punya pantai.  Namun ceritanya hasil musyawarah kalurahan. Rencananya akan membuat rest area untuk menyediakan para wisata yang lewat di kawasan kalurahan ini.
Menurut Ispramoyo, walau kalurahan Sumberwungu tidak punya pantai tapi punya Pondok Pesantren yang jarang dimiliki oleh pondok pesantren lainnya. Karena para santri mayoritas adalah disabilitas yang jumlahnya lebih kurang 500 santri. Sedang para pengajar mayoritas para ustadz dari  kalurahan setempat. Dan para santri  penyandang disabilitas ini berdatangan tidak.hanya dari kota Yogyakarta namun dari berbagai kota baik dari Jawa maupun luar Jawa. Konon menurutnya santri disabilitas ini pecahan dari pondok pesantren Kota Gede, Yogyakarta. Demikian jelas Ispramoyo. (bdn.adn).