- MediaRakyat19. com

Breaking

Senin, 31 Agustus 2020



Warga  Kemejing Kreatif Kembangkan Produk  Ketela Pohon 

               Pariman, Lurah Kemejing

Gunungkidul (Media Rakyat.Co.id). Seperti apa yang disampaikan Lurah Kemejing saat ditemui Media Rakyat.Co.id di ruang kerjanya pada Kamis 27 Agustus 2020 sambutannya  raut wajahnya menunjukkan keceriaan dan lemah lembut. Gaya bahasanya yang halus dan pakaiannyapun ala abdi dalem Kraton Ngayojokarto Hadiningrat, ia tetap sopan dan tegas baik dalam bertutur kata maupun bersikap. Pariman, nama lengkapnya saat ini menjabat Lurah Kalurahan Kemejing, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul yang dilantik oleh Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, SSos.,  pada Jumat Kliwon, 1 Nopember 2019 tahun lalu.
Selanjutnya berkaitan dengan berkecamuknya pandemi Covid-19 pihaknya menuturkan bahwa kawasan. Kalurahan Kemejing bisa dibilang zona hijau namun demikian semua warga masyarakat diharapkan  tetap patuh mengikuti anjuran dan himbauan protokol kesehatan guna mengantisipasi terjangkitnya wabah tersebut. Saat dikonfirmasi mengenai bantuan untuk warga Kemejing semua menerima bantuan kecuali Pamong,  ASN  TNI Polri, dan Pensiunan.
Adapun masyarakat mengenai  kesehariannya, Lurah Kemejing, Pariman, menjelaskan bahwa masyarakat Kemejing mayoritas petani. Para petani Kawasan Kemejing mayoritas adalah menanam Ketela Pohon. Hal ini bisa terjadi karena sistem budidaya pertanian hidroponik ( pertanian tanpa air ) ini   yang ada disesuaikan dengan kondisi media tanah yang ada. Adapun jenis-jenis ketela pohon yang bisa dikonsumsi  ini,  ia menerangkan antara lain: ketela mentik, ketela gendruwo, ketela ketan, ketela kapuk, ketela rengganis, ketela pandesi, ketela kirik, ketela mentega, ketela bayem. Untuk masyarakat Kemejing mayoritas menanam ketela bayem. Hasil olahan ketela bayem menurutnya  jauh  lebih mudah apabila dibuat aneka sajian dan rasanya lebih enak dibanding ketela-ketela yang lain. Saat ini ketela bayem disamping dibuat gaplek juga dibuat ceriping. Cara membuat ceriping inipun masih manual artinya dari ketela bayem yang masih basah disisir tipis-tipis pakai pisau  kemudian dijemur. Adapun pembuatan gaplek sangat mudah prosesnya yakni ketela langsung dikupas kulitnya kemudian dijemur sampai kering.
Untuk hasil hingga sampai maksimal ia menuturkan  bahwa tanaman ketela merupakan tanaman yang sangat terkontrol, baik lingkungannya maupun keharaan. Dengan demikian agar bisa mencapai hasil lebih besar dan  maksimal. Maka penggunaan media organik berupa sekam padi yang ditambah dengan pupuk kandang sebagai sumber koloid dan hara. Tujuannya dengan pupuk kandang ini adalah untuk mengurangi penggunaan anorganik. 
Diharapkan kreatif pengembangan produk ketela pohon ke depan bisa membantu perekonomian warga setempat. Demikian harap Pariman. (Bdn/adn).