- MediaRakyat19. com

Breaking

Kamis, 03 September 2020

Kemiri Gelar Musyawarah Kalurahan

                    Lurah Kemiri, Samidi.

Gunungkidul ( Media Rakyat.Co.id ). Bertempat di Balai Kalurahan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi DIY belum lama ini menggelar musyawarah kalurahan tepatnya pada Sabtu Legi,  8 Agustus 2020. Demikian disampaikan Lurah Kemiri, Samidi, di ruang kerjanya pada Selasa Kliwon, 1 September 2020.
Adapun musyawarah saat itu yang dibahas diantaranya sesuai dengan anjuran Pemkab Gunungkidul diprioritaskan mengenai stanting, juga melanjutkan penyaluran  BLT (Bantuan Langsung Tunai) dari pihak terkait untuk  tahap  ke empat dan seterusnya menunggu perintah dari atasan. Juga pembangunan mengenai   RTLH  (Rumah Tidak Layak Huni) di Kalurahan Kemiri ada 11 Pedukuhan, direncanakan di masing masing Pedukuhan mendapat jatah 1 rumah dan  pembiayaannya  mutlak dari dana desa.
Menyinggung soal air bersih saat ini sudah musim kemarau dikatakannya, bahwa  warga Kalurahan Kemiri sulit mendapatkan air bersih, karena pipa  aliran air bersih bergilir empat hari sekali. Bagi warga yang tidak punya tampungan air berakibat  kehabisan air  terpaksa harus membeli air dari pasokan tangki, dan harga air bersih satu tangki bervariasi sesuai  dengan jarak dan medan pengiriman. Untuk menghadapi sulitnya air maka  bak tampungan air tadah hujan masih sangat diperlukan oleh warga setempat. Maka bilamana  terjadi kekurangan air bersih karena di kawasan Kemiri  tidak adanya dukungan  sumber air bersih dari galian alias tidak ada sumur konon pernah dicoba  pengeboran air bersih sedalam lebih kurang 90 meter tetap tidak mendapatkan air.
Juga, dengan adanya situasi dan kondisi new normal  warga masyarakat sudah diperbolehkan mengadakan kegiatan diantaranya menggelar hajatan,  pernikahan, elektonan, maupun pertemuan-pertemuan yang lain,  namun harus mengikuti protokol kesehatan guna menjaga kesehatan.
                        Pak Lurah, Samidi
  menunjukkan hasil panen ketela pohon


Berkaitan di musim kemarau ini menurut Lurah Kemiri, Samidi, kesibukan warga kebanyakan baru panen ketela pohon termasuk  dirinya menunjukkan hasil panen ketela pohon ( seperti gambar diatas) bahwa tanaman ketela pohon ini dulunya  merupakan tanaman penting dan merupakan makanan pokok bagi rakyat saat itu.
Mengenai jenis ketela pohon ini ada beberapa macam jenisnya. Diharapkan dengan adanya panen ketela pohon ini walau harga ketela pohon sedang anjlok namun bisa membantu perekonomian warga, harapnya.
    Kamituwo, Kal. Monggol, Sutardi

Hal ini senada  dengan apa yang dikatakan   Kamituwo Kalurahan Monggol, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul, Sutardi, saat ditemui  diruang kerjanya pada Seloso Kliwon, 1 Agustus 2020, membenarkan  keterangan Pak Lurah Samidi,  bahwa hasil dari ketela pohon ini bisa dikonversikan menjadi sajian yang beraneka ragam, misalnya: membuat  uteri, gathot, puteri solo, kripik, tape telo, krupuk telo, gethuk, thiwul, manggleng, balong kuwuk,  slondhok, prol tape, tapioka (untuk campuran berbagai masakan) dan lain-lain. Adapun  jenis ketela pohon Sutardi menerangkan, antara lain;
1. Ketela soyeng;  2. Ketela Genjah; 3. Ketela pandesi; 4. Ketela kantong putih; 5. Ketela kantong merah; 6. Ketela kardinal; 7. Ketela mentega; 8. Ketela benceng; 9. Ketela hitam; 10. Ketela grandhel; 11. Ketela klenthengan; 12. Ketela mentho; 13. Ketela ketan; 14. Ketela rengganis; 15. Ketela Gathotkoco; 16. Ketela kirik. 17. Ketela kapuk.
Masih menurut, Sutardi, dari beberapa jenis tersebut mempunyai rasa, bentuk, warna kulit dan pertumbuhan yang berbeda. Namun kesemua itu hasil panen  dari masing masing nama sesuai dengan kondisi tanah dan cara pemeliharaannya. Demikian terang Sutardi.  (bdn/adn)