- MediaRakyat19. com

Breaking

Selasa, 15 Juni 2021

 Ritual di Kali Pego dan Manfaatnya                   


Gunungkidul (Media Rakyat.cinta.id)                        

Konon ceritanya bahwa di kawasan Kalurahan Giri Asih, Kapanewon Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ada sebuah kali  dalam gua yang disebut Kali Pego. Kali Pego ini selain   menyimpan misteri dari nenek moyang hingga sekarang dipercayai oleh warga masyarakat karena memberikan manfaat yang sangat luar biasa di samping airnya untuk kebutuhan warga sehari-hari di tiga pedukuhan yakni;  Pedukuhan Won&olagi, Pedukuhan Ngoro-oro, dan Pedukuhan Trasih, juga bagi para kaum muda  yang ingin menjalankan akad nikah perkawinan harus berkunjung ke Kali Pego ini..

Diceritakan Kali Pego  sejak turun temurun dari nenek moyang hingga sekarang setiap tahun diadakan ritual  secara adat dengan mengadakan kenduri. Acara kenduri ini jatuh pada hari Jumat Wage diantara pada bulan April, Mei, atau Juni. Acara kenduri ini dari masing-masing warga membawa nasi ambeng beserta lauk pautnya, juga jadah umbi uwi dan gethok umbi uwi yang dikemas dengan tempat yang menarik.  Seusai berdoa yang dipimpin oleh juru kuncinya  yakni bapak Mulyadi, kemudian sajian tersebut disantap bersama-sama namun tetap menjalankan 5 M anjuran dari Protokol Kesehatan. Seusai makan bersama kemudian sajian tersebut di tukar tukarkan dengan sajian milik orang lain sehingga yang di bawa pulang bukan lagi bawaan yang semula di bawa dari rumah.

Adapun mengenai warga yang ingin menjalankan ijab qobul layaknya menurut agama dan kepercayaannya masing-masing, namun untuk  ritual di Kali Pego ini tetap dilaksanakan. Menurut cerita yang di kisahkan,  setelah usai dalam melaksanakan acara adat yang telah diyakininya mempelai berdua di arak oleh keluarga baik dari mempelai laki-laki maupun perempuan dan sanak kerabat untuk mendatangi Kali pego. Pertama kali kedua mempelai untuk berkaca di aliran sungai dengan maksud bahwa dirinya sudah tidak sendirian yakni sudah bersuami isteri sehingga dalam menjalankan kekeluargaan lebih berhati-hati, ibarat hati satu menjadi dua, atau sebaliknya kedua hati menjadi satu, sehingga dalam menjalankan arah bahtera dalam keluarga seiring dan  sejalan se akan  ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.

Kemudian mempelai berdua mengusap wajah dengan dari  air Kali Pego itu dimaksudkan kedua belah pihak untuk menghilangkan pandangan yang tidak searah dari keduanya dan terlepas dari kesalahan. Seakan dirinya sudah bersih lahir dan batinnya untuk itu harus berhati-hati dalam menjalankan bahtera keluarga.

Kali Pego ini terletak di areal seluas satu hektar yang dirimbuni oleh beberapa tumbuh-tumbuhan yang umurnya lebih kurang 100 tahunan. Tumbuhan tersebut diantaranya; Munggur, Lo, Kedoya, Bendo, Bintaro, Sinto, Inggu, Trebelo, Ingas, Pule, Pelem, Aren, Sono Keling, Kroyo, Beringin dan Jati. Demikian disampaikan Suwitono Lurah Kalurahan setempat beberapa waktu lalu di ruang kerjanya. (bdn-adn)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar