Yogyakarta (mediarakyat19.com) - Banyak pertanyaan mengenai seragam PERARI dengan berbagai gagrag (motif). Tidak harus Surjan Yogyakarta atau Beskap Solo. Ini mewujudkan gambaran kalau pembawa acara atau MC dari berbagai asal daerahnya sukarela bersatu padu menyatu tetapi tanpa kehilangan jati diri daerah masing-masing.
Ki Budi Utomo juga menjelaskan, meskipun bermacam Gagrag busananya namun tetap terancang di lurik kopi susu. Hal ini merupakan kiasan, Kalau Gusti Yang Maha Agung sudah menciptakan semua titahnya serba berpasangan. Ada hitam ada putih, ada siang ada malam. ada laki-laki ada perempuan dan seterusnya.
Dalam PEPARI, supaya para Pembawa acara dapat menerima bermacam keadaan dan pendapat yang berbeda dalam hidup berkeluarga dan bermasyarakat serta dapat membuat rasa senang, puas dan berkenan yg mengundang. Namun tetap dalam koridor, tidak kebablasen mengubah Budaya Jawa.
Ki Budi juga berharap, seyogyanya seragam Lurik kopi susu tidak untuk dikenakan tugas di lapangan. Tapi dikenakan saat kegiatan PEPARI atau hadiri perkumpulan PEPARI. Juga ketika menghadiri undangan dari organisasi lain, selaku wakil Organisasi PEPARI untuk menggambarkan identitas jatidiri anggota PEPARI. *Riyana*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar