SENDANG BIDADARI DESA DAREN KECAMATAN NALUMSARI KAB. JEPARA - MediaRakyat19. com

Breaking

Selasa, 13 Juni 2023

SENDANG BIDADARI DESA DAREN KECAMATAN NALUMSARI KAB. JEPARA

Jepara. ( MediaRakyat 19.Com )  

Legenda Sendang Bidadari dan Joko Tarub ini berasal dari Desa Daren Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Sendang Bidadari merupakan sendang di  Desa Daren Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Sendang tersebut merupakan cirikas identik dengan nama Desa Daren bentuk kolam yang tidak begitu luas. Keadaan airnya sangat jernih dan bersih, dan disekitarnya tertata rapi sehingga pemandangannya sejuk, dan terdapat tanaman-tanaman rimbun dan saat ini telah dipugar. Keadaan sendang telah dibangun dengan diberi tembok di sekitanya dan telah dipagar. 

Sendang bidadari Desa Daren sangat  rapi dan sederhana.  terkait dengan legenda tentang Joko Tarub dan Bidadari serta Nawangwulan. Cerita itu disertai dengan tempat berupa sendang yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa yang mempertemukan Joko Tarub dan Bidadari. Disana juga terdapat petilasan berupa makam Joko Tarub. Legenda ini bagi masyarakat Desa Daren termasuk sakral. Siapa Joko Tarub dan apa itu sendang bidadari diikisahkan dalam legenda Sendang Bidadari.dan Joko Tarub Desa Daren. 

Pada jaman dahulu ada seorang pengembara yang bernama Kadarisman yang berasal dari Kerajaan Mataram bersama abdinya bernama Dowo (Mbah Dowo). Karena dia belum menikah dan sering mengembara dia di juluki Joko Lelono. Waktu pengembaraannya sampai disebuah desa (sekarang Desa Daren) dia bertemu seorang janda yang hidup sendirian  bertempat tinggal di sebuah gubug/tarub, kemudian Joko Lelono dijadikan sebagai anaknya. Karena dia tinggal di sebuah gubug / tarub, sehingga dia dijuluki sebagai Joko Tarub.

Pada suatu hari pengembaraan Joko Tarub sampai di sebuah bukit kecil dia mendengar suara burung perkutut yang sangat merdu sehingga dia ingin menangkapnya. Waktu dia mengendap-endap ingin menangkap burung perkutut tiba-tiba dia mendengar suara orang yang sedang mandi sehingga tidak jadi menangkap burung perkutut itu. Karena ingin tahu siapa yang sedang mandi dia mengendap-endap menghampiri. 

Setelah diintip ternyata yang sedang mandi adalah Bidadari yang sangat cantik cantik. Karena penasaran dia mengambil salah satu pakaian bidadari tersebut dan dibawa pulang untuk di disimpan. 

Pada waktu selesai mandi para Bidadari bermaksud pulang kembali ke alamnya. Ternyata salah satu Bidadari yang bernama Nawang Wulan tidak menemukan pakaiannya yan dipakai untuk terbang / selendang. Dia bersama saudara-saudaranya mencari kesana kemari tetapi tidak ditemukan. Karena tidak menemukan selendang Nawang Wulan dan mereka harus segera pulang, maka para bidadari memutuskan untuk meninggalkan Nawang Wulan sendiran di Bumi. 


Nawang Wulan berada sendirian di bumi dan tidak mempunyai sanak saudara sehingga merasa sangat kesepian dan sengsara.

Kemudian Nawang Wulan berujar barang siapa yang bisa menolongnya kalau laki-laki akan dijadikan suaminya kalau perempuan akan dijadikan saudaranya. Pada suatu hari dia bertemu dengan Joko Tarub dan diboyong kerumahnya sehingga mereka menjadi suami istri.

Setelah berumah tangga Joko Tarub dan Nawang Wulan mempunyai seorang anak perempuan bernama Nawangsih. Selama berumahtangga Nawang Wulan sering mandi dan mencuci pakaian di sendang yang dulu sering dipakai untuk mandi bersama saudaranya, sehingga sendang tersebut dijuluki sendang Bidadari Desa Daren. 

Selama menjadi suami Nawang Wulan Joko Tarub merasa heran karena persedian padi yang ada dirumahnya tidak habis-habis. Nawang Wulan pernah berpesan kepada Joko Tarub dan keluarganya apabila dia sedang memasak agar tidak diganggu atau dilihat oleh orang lain. Karena merasa penasaran, pada waktu istrinya sedang mencuci pakaian disendang, Joko Tarub ingin tahu apa yang sedang dimasak oleh istrinya tersebut. Kemudian Joko Tarub membuka tutup kwali yang dipakai istrinya untuk memasak. Betapa terkejutnya Joko Tarub ketika melihat masakan istrinya ternyata hanya sebatang padi.

Setelah habis mencuci Nawang Wulan pulang kerumah untuk memeriksa masakannya  ternyata sebatan padi yang dimasak tidak bisa menjadi nasi, sehingga Nawang Wulan menjadi curiga bahwa masakannya ada yang melihatnya, kemudian Nawang Wulan minta dibuatkan sebuah lesung untuk menumbuk padi menjadi beras. (  Awak Media Rakyat Ali Mochtar )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar