Ferdinand Sahat Parulian Tobing, S.A.P mengangkat anak - MediaRakyat19. com

Breaking

Sabtu, 22 Juli 2023

Ferdinand Sahat Parulian Tobing, S.A.P mengangkat anak

 Ferdinand Sahat Parulian Tobing, S.A.P mengangkat anak

       Bang Tobing Bapak Angkat

Bantul, MediaRakyat19.com   Fitriyani seorang   Janda memiliki Anak 2 anak. Satu laki-laki  masih  duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan 1 perempuan duduk di bangku Sekolah Dasar,  sudah terlebih dahulu masuk Pondok Pensantren di  Kabupaten Kulon Progo, keterangan FSP. Tobing, S.A.P. 

Anak perempuan Fitri  saat masuk Sekolah Dasar umurnya sudah 9 tahun karena tidak memiliki biaya untuk daftar sekolah dan kebutuhan lain. Fitri mencari nafkah dengan ikut  orang yang  berjualan di Objek Wisata  SKE.

Fitriyani dan  Tobing   bertemu dan berteman sejak 3 tahun yang lalu dan berteman. Tobing membantu Fitri dengan memasukkan anaknya  ke Pondok Pensantren Tahfidz Darul Fatihah dari Yayasan Baitusy Syakirin yang berada di Desa Srihardono, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul

Pondok Pensantren ini kebanyakan Santrinya Yatim Piatu dan Duafa. 

Ferdinsn sudah  2 bulan sudah menjalankan Mualaf Sebagai Umat Muslim.  Meningkatkan iman ke Islamannya dengan  menjalankan hukum wajib atau fardhu 'ain bagi umat Islam yang sudah baligh dari Perintah Alloh, mengikuti Sholat Jum'at, dan mengikuti Pengajian dimana-mana.

Salah satunya setiap Malam Rabu di Pondok Masyakarakat Jogja / PMJ  yang punya moto  Ojo Leren Dadi Wong Apik Moto  oleh Ustadz   Pemimpin / Imam Pondok.  Selain itu juga banyak berbuat kebaikan Shoadaqoh dan Membantu Sesama Umat Muslim dan sesama  umat lainnya.

Salah satunya dengan  membantu Amara anak Fitri. Masuk ke Pondok Pesantren Tahfidz Darul Fatihah yang berada di daerah Kapanewon Pundong.      Menemui  Ustadz Nur namun karena ustadz  Nur sedang jeluar   disambut oleh Mira  santriwati yang mengabdi setelah lulus kuliah . 

Setelah Sholat Dhuhur Jamaah di Masjid selesai Ustad Nur menemui Tobing dengan ramah.

Ustad Nur menjelaskan penginapan,  makan 3 kali sehari dengan menu bergizi maupun biaya  sekolah hingga perguruan tinggi semua gratis.  Namun setelah lulus   sampai tingkat Sekolah Menengah Atas harus mengabdi selama 1 tahun, sedangkan lulus Perguruan Tinggi  pengabdian selama 2 tahun jelas Tobing seusai pertemuan dengan Ustad Nur saat ditemui  awak Media fi rumahnya.

 penjelasan Ferdinand Sahat Parulian Tobing, S.A.P ketika ditemui Wartawan dirumahnya. 

 *Ojo Leren Dadi Wong Apik* juga  menjadi bagian moto  hidup Tobing. Maka Tobing yang berjiwa sosial berusaha mengabdikan pada nusa dan bangsa  dengan melakukan sikap nyata yang berguna bagi masyarakat ( Ali Mochtar )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar