Magelang Ibarat Cawan Raksasa
Magelang. MediaRakyat 19. Com. Rabo 20/9/2023 Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) tatap muka dengan Sekolah Air Hujan. Dalam perbincangan tentang hujan, dimana volume air sebenarnya selalu tetap.
Hanya terjadi perubahan bentuk dan berpindah tempat. Siklus hidrologi terjadi. Air laut berubah menjadi uap, lalu menjadi awan. yang kemudian menjadi hujan, masuk ke sungai lalu mengalir kembali ke laut.
Secara topografi wilayah Kabupaten Megelang diibaratkan sebagai cawan raksasa, Memiliki bibir cawan berupa pegunungan yang berfungsi sebagai daerah resapan air hujan. Sedangkan bagian tengah cawan merupakan dataran subur yang berfungsi sebagai kawasan budidaya. sumber daya air. Kabupaten Magelang memiliki cukup banyak sumber air dan hampir menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Magelang.
Mata air yang ada dimanfaatkan untuk memenuhi irigasi pertanian, pemancingan idan, kegiatan Pembibitan ikan, Selain itu juga untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Terutama bagi penduduk sekitar, Pemanfaatan mata air oleh PDAM Kabupaten Magelang untuk memsuplai kebutuhan air bersih penduduk dalam memenuhi kebutuhan air minum.
Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 Tentang Desa, membuat peran desa menjadi sangat sentral dalam melaksanakan pembangunan. Termasuk dalam bidang pelestarian lingkungan dan penyelamatan mata air. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang mengadakan kegiatan dengan tema "Pelatihan Jogo Tuk" Peningkatan Kapasitas Masyarakat Hukum Adat (MHA) dan Kearifan Lokal Pengetahuan Tradisional dan Hak MHA yang terkait Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH),
Peserta tatap muka berasal dari 15 desa di Kabupaten Magelang terdiri dari Desa ; Tanjungsari, Karanganyar, Candirejo Borobudur, Gejagan, Kaponan Pakis, Paremono Mungkid, Tampirkulon Candimulyo, Sewukan, Paten, Sengi Dukun, Pegergunung Ngablak, Sumber arun Tempuran, Citrosono, Kalegen, Grabag, Grabag.
Pelatihan ini mengundang
Narasumber dari Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman-DIY dengan juga Foundernya langsung, Sri Wahyuningsih, S. Ag.
Beliau menjelaskan dengan detil tentang Konservasi Keseimbangan Air tidak dari bawah saja tapi juga yang dari atas harus di kelola, yaitu Air Hujannya.
Lima M (5M) merupakan konsep air hujan yaitu: menampung, mengolah, minum, menabung, mandiri. Semua bisa mengakses dan dilakukan secara mandiri, Air yang tidak berbakteri ecoli, air yang berkah dan gratis bagi semua mahluk dibumi tidak hanya untuk Manusia saja.
Konservasi Air tidak hanya "Menjaga Tuk" tetapi juga mengembalikan air hujan yang turun di kembalikan ke dalam tanah seperti injeksi dan melakukan penanaman dengan Konsep 5M. Diharapkan keseimbangan akan Konservasi di pelatihan yang di adakah DLH Kabupaten Magelang segera di realisasikan sebelum musim Hujan turun. Fengan membuat Gama Rain Filter atau IPAH (Instalasi Pemanen Air Hujan) dengan Management dimana musim kemarau masih mempunyai Stock Air Hujan untuk di Konsumsi.
Air Hujan, Sumber Kehidupan atas segala Kehidupan di bumi
(Ali Mochtar Riyana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar