September 2023 Bulan Indah dan Bersejarah Bagi Cairu Jonggol.
Bogor. Media Rakyat 19. Com
Cariu atau orang sering menyebut Cariu, Jonggol adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, Kecamatan Cariu diwacanakan akan bergabung dengan Kabupaten Bogor Timur. Kecamatan Cariu ini merupakan pemekaran dari Kecamatan Jonggol pada tanggal 2 Februari 1975
Dengan luas wilayah sekitar 6.639 Ha Cairu memiliki potensi penanaman modal yang menjajnjikan .
Lokasi Cariu sangat strategis. Berbatasan dengan Kabupaten Kerawang dan Kabupaten bekasi. Memungkinkan untuk pengembangan kegiatan perdagangan dan industri pertanian dalam rangka tercapainya Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia.
Pondok Pesantren Ar Risalah Cariu yang dan modern dan beruansa klasik tberlokasi di Tegal Panjang, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor-Jawa Barat.
Metode pengajarannya beragam seperti metode bandingan, klasikal, sorogan, hingga mudzakara. Pendidikan di Pesantren ini memadukan sistem modern dan klasik dengan tujuan bisa melahirkan Santri-Santri yang memiliki ilmu agama yang mendalam _(taffaquh fiddin)_ namun tetap disesuaikan dengan tuntutan dari zaman ke zaman.
Keunggulan yang dimiliki Ponpes Ar Risalah ini adalah Tahfidz Qur'an. Dengan target prestisius 30 juz atau Khataman Full Al Qur'an. Ponpes ini didirikan dan di asuh oleh KH. M. Chozin Machmud, MM. sejak tahun 2013 sampai sekarang dan semakin berkembang pesat.
Dalam kesempatan ini, Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman-DIY, Foundernya langsung Sri Wahyuningsih (Yu Ning). Berkesempatan untuk mensosialisasikan Pemanfaatan pengelolaan air hujan di Pesantren .ini yang di kenalkan melalui seorang Guru juga Aktifis Konservasi Agus Fatah yang juga Santri Pesantren. Beliau sangat antusias dan sudah mengkonsumsi Air Hujan di rumahnya.
Ternyata mengkonsumsi air hujan baik-baik saja, Bahkan keluhan sering capek dan pegel hilang.
Maka dikesempatan inilah Sekolah Air Hujan bersinergi dengan IPAH (Instalasi Pemanen Air Hujan) atau Gama Rain Filter yang sudah dipatenkan, oleh Prof. Dr. Ir. Ing Agus Maryono yang juga Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada.
Selama dua hari Team Sekolah Air Hujan Banyu Bening IPAH (Instalasi Pemanen Air Hujan) di bantu para Santri bergoyang royong. Agar para Santri paham dan di rumahnya masing-masing untuk melakukan Konsep 5M Air Hujan (menampung, mengolah, minum, menabung, mandiri).
Dalam kegiatan pelatihan ini, masyarakat sekitar, Relawan, lembaga, instansi pemerintah juga Hadir dalam Training of Trainer (TOT) yang di paparkan oleh Cak JIe Soerabaja. Selain Sukarelawan Konservasi Cak JIe bergelut di Sekolah Air Hujan Banyu Bening,. Dengan sangat detail beliau menjelaskan sehingga para peserta aktif dengan banyak pertanyaan.
IPAH sudah melalui 3 tahapan penfilteran yang mudah di lakukan oleh semua orang.
Ternyata Air Hujan yang selama ini di fitnah sebagai penyebab bencana banjir bandang, tanah longsor dan air hujan itu kotor, setelah di paparkan dengan detail cara pengelolaan nya, buka Kran langsung siap minum.
Air Hujan inilah solusi krisis air bersih di Bogor, yang selama ini menjadi problem. Terdaftar ada 32 Kecamatan mengalami krisis air. Adanya pengelolaan air hujan diharapkan dengan cara dan waktu yang tepat mampu menjadikan masyarakat mandiri dan tangguh tidak kesulitan air lagi di masa mendatang
Dengan managemen yang tepat dimusim kemarau sudah mempunyai cadangan air hujan.
Seusai mendapatkan penjelasan dan arahan dari CAK JIe Soerabaja peserta belajar bersama diruangan. Mempelajari tentang manfaat air hujan yang di tingkatkan dan di pisahkan menjadi dua rasa, air basa dan asam.
Masing-masing mempunyai kelebihan madijelaskan langsung oleh Founder Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sri Wahyuningsih. Bahwa Air Hujan yang selama ini disia-sia kan ternyata manfaatnya luar biasa dan tidak ada yang terbuang percuma.
Bahkan sangat miris dan sedih, selama hidup ini sebagai manusia mulia justru tidak memikirkan ada makhluk hidup di dalam tanah yang juga membutuhkan air.
Selama ini manusia terus mengambil tanpa mengembalikan. Kita baru sadar dan shok. Ning menyampaikan bahwa air hujan adalah air kehidupan, tidak ada air tidak ada kehidupan, Semua yang Kita Makan membutuhkan air. Misal pertanian, Perkebunan, Perikanan, peternakan.
Air hujan inilah solusinya. Dimana dampak krisis air, kekeringan di Kabupaten Bogor semakin meluas. Sebanyak 32 Kecamatan, 142 desa atau kelurahan, diperkirakan ada 290.368 jiwa yang terdampak.
Kecamatan yang terdampak antara lain: Cibinong, Citeureup, Sukaraja, Gunung Putri, Jonggol, Cariu, Sukamakmur, Tanjung Sari, Babakan Madang, Megamendung, Cigombong, Cisarua, Cijeruk, Ciawi, Dramaga, Rancabungur, Tamansari, Parung, Ciseeng, Ciampea, Tenjolaya, Gunung Sindur, Rumpin, Cigudeg, Sukajaya, Leuwiliang, Cibungbulang, Pamijahan, Leuwisadeng, Nanggung, Jasinga, dan Tenjo. Data tersebut tercatat mulai 3 Mei hingga 14 September kemarin. Sejumlah upaya jangka panjang, menengah, dan pendek, menangani kekeringan terus dilakukan. Salah satunya pendistribusian air bersih. Frekuensi pendistribusian air bersih 2.533.000 liter.
Di Ponpes Ar Risalah Cariu seminggu 2 kali truk tangki kapasitas 8000liter di setiap pengiriman. Jka di total 64.000liter dengan jumlah 400 Santri, dan bila dirupiahkan lumayan besar.
Diharapkan kegiatan pelatihan di Ponpes Ar Risalah Cariu Bogor ini memberi virus positif pemanfaatan pengelolaan air hujan sebagai Solusi yang bisa di akses oleh siapapun dan gratis, hanya niat mau melakukan apa tidak. Salam Air Hujan, Air Berkah sumber Kehidupan. ( Ali Mochtar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar