Bang Udin Memungut Anak Gendruwo - MediaRakyat19. com

Breaking

Rabu, 01 November 2023

Bang Udin Memungut Anak Gendruwo

 Bang Udin Memungut Anak Gendruwo 


Sleman, 01/11/2023 

MediaRakyat19.com

Gayam (Inocarpus fagifer) adalah sejenis pohon anggota suku polong-polongan (Fabaceae) yang dapat tumbuh setinggi 20 sampai 30 meter dengan diameter 4 hingga 6 meter. Nama lainnya adalah gatep atau Tahitian chestnut (Inggris).

Inocarpus fagifer adalah jenis kecil tumbuhan berbunga yang termasuk dalam subfamili Faboideae, famili kacang. Yang dimasukkan ke dalam klad Pterocarpus monofili informal dalam tribus Dalbergieae.

Pohon ini terkesan angker karena pada umumnya ditanam di pedesaan sebagai peneduh pekarangan.  Di rawa-rawa, pinggir sungai dan area pemakaman. sehingga sering dimitoskan sebagai tempat hunian para  oleh gendruwo, yang sering dilukiskan sebagai mahluk halus yang bertubuh tinggi besar hitam dan menyeramkan.


Adanya mitos tersebut, maka buah gayam juga sering disebut sebagai buah gendruwo.  Disisi lain  pohon gayam merupakan memiliki nilai filosofis  bagi masyarakat. 

Kebanyakan pohon ini  tumbuh berdekatan dengan kolam atau mata air atau lahan yang lembab sehingga diduga memiliki kemampuan menyerap air yang kuat dari sekitarnya. Karena anggapan itu, gayam juga merupakan salah satu tumbuhan konservasi. 



Penyebaran pohon gayam (Inocarpus fagifer) ada disepanjang foto dataran Indo-Melayu dan menjadi edemik tanaman Indonesia, namun untuk saat ini keberadaannya mulai berkurang. Bukan tanpa alasan karena perubahan masyarakat yang lebih mengarah diarea perindustrian. Selain itu juga dirasa minimnya pengetahuan kemanfaatan pohon gayam. Hal  tersebut memicu penebangan terhadap pohon ini dan  mengakibatkan kelangkaannya. Namun  ada beberapa daerah yang masih mempertahankan kearifan lokalnya hingga sekarang.  Karena kepercayaan masyarakat akan arti dari sebuah filosofi Gayam Gayuh Ayem (bahasa Jawa).


Di Tempursari, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta ada Komunitas JAKA TARUB (Jaringan Keluarga Tangan Rakyat Untuk Bumi).  Sejak 2006 setelah kejadian Gempa Jogya, memunculkan  kepedulian  dan membangkitkan  suatu gerakan di masyarakat.  Dengan melakukan program gerakan Gayamisasi. Mesuplai biji gayam ke BPDAS HL Yogyakarta yang di Komandoi oleh Bang Udin (Kamaludin). 


Dimusim kemarau seperti saat ini,  beliau punya gerakan pungut anak gendruwo (gayam) yang di kumpulkan sebanyak-banyaknya untuk di semai di halaman rumah dan selebihnya di ambil oleh BPDAS HL.

Penyemaian ini di lakukan setiap tahun agar dimusim hujan bisa ditanam dan di distribusikan  ke Surabaya Jawa Timur. 


Tanaman Gayam ini dari penampilannya mampu memberikan aura  ayem ‘tenteram, tenang’. Di samping itu, pohon Gayam juga dipercaya sebagai pohon yang dapat menyimpan/mendekatkan air ke permukaan tanah sehingga air jernih mudah didapatkan di sekitar pohon tersebut. Ketersediaan air berarti juga ketenangan dan kesejahteraan bagi manusia. Untuk itulah pohon Gayam digunakan sebagai simbol rasa keayeman. Daunnya  yang  selalu  lebat  memberikan  rasa  teduh  dan  suasana  tenang  di sekitarnya. 


Gayam, tanaman multi manfaat yang telah menjadi tumbuhan langka, namun belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu keunggulan tanaman gayam adalah pada sistem perakarannya. Akar gayam sangat padat dan dalam sehingga berfungsi sebagai biopori, menjadi resapan air hujan dan melindungi sumber mata air.


Air sebagai komponen peran penting untuk kehidupan, apa yang kita masukkan dalam tubuh membutuhkan Air. Jadi Air sumber kehidupan yang tak bisa di pisahkan. "Mewariskan Mata Air lebih Mulia daripada Mewariskan Air Mata".  (Ali Mochtar, Riyana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar