Mitigasi, Konservasi Back to Nature - MediaRakyat19. com

Breaking

Rabu, 03 Januari 2024

Mitigasi, Konservasi Back to Nature

Mitigasi, Konservasi Back to Nature

Sleman, MediaRakyat19.com 3/1/2024. Perubahan lingkungan, pola hidup manusia dan pola penyakit telah melandasi pemikiran kembali ke alam dalam pengobatan. Peningkatan pemikiran tersebut didukung oleh pemanfaatan herbal untuk menggantikan biaya pengobatan yang mahal. Pandangan kembali ke alam dalam hal pengobatan juga meningkat seiring meningkatnya laporan dari efek samping obat modern. 


Kembali ke alam menjadi konsep untuk mencapai kesehatan yang optimal dengan memanfaatkan  pengobatan berbagai penyakit secara alami. Pemakaian kembali pengobatan herbal oleh masyarakat di dunia merupakan tanda kesadaran akan konsep kembali ke alam.



Kesadaran masyarakat  akan bahaya bahan kimia dalam obat dan makanan telah mengembangkan gaya hidup. Pandangan yang muncul bahwa kesehatan ditentukan dari apa yang dimakan. Penyakit akan timbul dari pola makan yang buruk. Sedangkan kebugaran dan kesehatan akan terjaga melalui pola makan yang baik. Pola perilaku makan dan kesehatan memiliki hubungan yang sebanding.


Sedangkan Oksigen merupakan  unsur penting yang dibutuhkan tubuh manusia untuk menjalankan fungsi – fungsi organ secara baik. Oksigen disekitar kita  di udara bebas  20,93 %.


Kebutuhan oksigen manusia dalam dalam satu menit, rata-rata manusia dewasa menghirup udara sebanyak 7-8 liter udara. Jika dikalkulasi dalam satu hari, maka kurang lebih perorang  sebanyak 11.000 liter. 


Hitungan tadi terjadi dalam suatu aktifitas normal. Namun bila orang melakukan aktivitas yang lebih banyak dan aktif, maka udara yang dihirup semakin banyak pula, bisa mencapai 12.000 liter udara perhari. Dari total sekitar 11.000 liter udara per hari yang kita hirup, sekitar 20% nya merupakan Oksigen. 


Artinya,  perorang dalam sehari  menghirup sekitar 2.200 liter oksigen.  Angka ini jika dihitung berdasarkan harga oksigen yang beredar di pasaran, yakni Rp 25.000 per liter, maka jika dinominalkan dalam bentuk rupiah nilai oksigen yang kita hirup perharinya adalah Rp 5.500.000,-.


Jika angka ini dikalikan dengan 365 hari maka akan didapatkan jumlah oksigen yang harus kita bayar selama setahun adalah sebesar Rp. 2.007.500.000, angka yang cukup fantastis bagi kita semua untuk memenuhi kebutuhan oksigen individu apalagi jika harus dikalikan dengan anggota keluarga dalam sebuah rumah. (catatan : ini belum termasuk Nitrogen yg ikut terhirup dalam udara). Sebuah tarikan nafas  jika kita hitung  secara rupiah akan sangat  mahal.


Maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak bersyukur  kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat yang sangat banyak, salah satunya berupa Oksigen  yang bisa kita nikmati kapanpun secara gratis sampai saat ini. Dari sahabat Jabir ra, Rasulullah saw bersabda,

"Tiada seorang muslim yang menanam pohon atau tumbuhan lalu dimakan oleh seseorang, hewan ternak, atau apapun itu, melainkan ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya,"

(HR Muslim).


“Hadits sahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda,  Ada tujuh yang pahalanya mengalir terus kepada seseorang di alam kuburnya: 

(1) orang yang mengajarkan ilmu;                                                (2) orang yang mengalirkan (mengeruk atau meluaskan) sungai;                                            (3) orang yang menggali sumur;(4) orang yang  menanam pohon kurma;                                            (5) orang yang membangun masjid;                                            (6) orang yang mewariskan mushaf;                                            (7) orang yang meninggalkan anak keturunan yang memintakan ampunan baginya sepeninggal kematiannya. (HR Al-Bazzar, Abu Nu’aim, dan Al-Baihaqi).


Selain menanam pohon untuk  penghijauan dunia. dilain sisi  juga melarang untuk menebang pohon  atau merusak bumi. Sebagai khalifah di bumi, kita dituntut untuk menjaga lingkungan, sebagaimana firman Allah SWT:

”Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (Q.S. Al Baqarah :11)


Namun sayang, semakin berkembangnya zaman semakin banyak manusia yang merusak lingkungan. Berbagai kehancuran dan kerusakan terjadi dimana-mana hingga menimbulkan banyak bencana. 

Sesuai firman Allah SWT dalam Al Quran:

”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S. Ar Rum:41)


Oleh karena itu manusia sebagai khalifah fil ard hendaknya selalu menjaga Bumi ini dengan sebaik-baiknya dan dilarang merusak lingkungan karena pada dasarnya Bumi tempat kita tinggal adalah titipan dari Allah SWT. Begitulah perhatian Islam terhadap lingkungan salah satunya dengan menanam pohon.


Jadi, menurut CAK JIe sapaan akrab dari AJ. Purwanto yang asli Surabaya,   konservasi sangatlah penting secara filsafat moral.  Gerakan konservasi yang berfokus pada perlindungan spesies dari kepunahan, pemeliharaan dan pemulihan habitat, peningkatan jasa ekosistem, dan perlindungan keaneka ragaman hayati.


Cakupan konservasi menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) meliputi manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia. Tujuan utamanya yaitu tercipta kualitas kehidupan manusia yang meningkat. Langkah-langkah termasuk dalam kegiatan manajemen konservasi yaitu survei, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan.

Lima tahun kebelakang ini terus menyampaikan Konsep 5M (menanam, menjaga, merawat, melestarikan, melindungi). Menanam semua bisa kita lakukan, tapi harus kita jaga agar  yang kita tanam bisa tumbuh besar dan bermanfaat bagi semua  makhluk Tuhan. Lalu bagaimana kita agar bisa mandiri.  Dapat kita lakukan secara sederhana.  Dari  buah-buahan yang kita makan, bijinya kita kumpulkan, untuk kita  semai. Setelah  setinggi 1 meter bisa di tanam di lokasi yang sudah di mapping (Survey).


Disinilah kemandirian setiap individual berasa peduli untuk melestarikan dan melindungi jangan sampai tanaman yang di tanam Mati. Ayo sadar bahwa Hidup Sehat sudah di siapkan Alam yang harus kita jaga. Uang tidak ada artinya jika kita sakit. Jangan tinggalkan air mata, tapi tinggalkan mata air untuk keturunan Kita. Salam lestari, lestarikan alam. Siapa lagi kalau bukan kita.(Ali Mochtar, Riyana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar