Sleman,27/6/2024. MediaRakyat19.com Kustini Sri Purnomo Bupati Sleman saat menghadiri kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Kapanewon Depok, mengajak warganya untuk datang ke Posyandu agar mendapatkan pelayanan kesehatan secara primer dan terintegrasi, yang bertempat di pendopo Kapanewon Depok, Kamis 27/6/2024
P
Pertemuan dihadiri Bupati Sleman beserta Forkompinda Sleman, Panewu Depok, Kapolsek Depok Timur, Depok Barat dan Bulaksumur, Plt lurah Maguwoharjo, Lurah Condongcatur dan Plt Lurah Caturtunggal, Kepala Puskesmas Depok I, II dan III dan 250 kader kesehatan se Kapanewon Depok.
Kegiatan ini dilaksanakan secara kolaborasi bekerja sama dengan Puskesmas Depok Raya, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Kapanewon Depok. Selain kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting. Adapun kegiatan-kegiatan lainnya seperti pemeriksaan IVA, penyuluhan kanker serviks, penyuluhan pencegahan penyakit tidak menular (PTM), sosialilisasi posyandu integrasi layanan primer (ILP). Yang terakhir arahan dari bupati Sleman tentang adanya pencegahan Stunting
dr. Puti dari Dinas Kesehatan Sleman dalam materinya memaparkan perlunya ibu-ibu yang aktif melakukan hubungan seksual untuk melakukan IVA test. IVA test sangatlah penting karena sebagai upaya deteksi dini kanker leher Rahim
“Selain melakukan IVA test secara rutin perlu juga dilakukan SADARI, yaitu pemeriksaan payudara sendiri yang merupakan metode pemeriksaan untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin” paparnya
Sejalan dengan hal tersebut disampaikan oleh Farida dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman yang menyampaikan banyaknya Wanita yang terkena kanker leher Rahim dan kanker payudara. Hal tersebuy dikarenakan beberapa faktor yaitu makan dan minum tinggi gula, kurangnya aktifitas fisik, dan perokok aktif.
Disamping itu upaya pencegahan PTM harus di terapkan sejak anak-anak. Yaitu untuk melakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari, mengenalkan makan buah dan sayur setiap hari, dan mengkonsumsi air putih. Jika yang sudah terlanjur terkena PTM, tidak bisa di obati tetapi hanya bisa dikendalikan dengan mengkonsumsi obat rutin dan mengubah pola hidup sehat.
Intervensi stunting sangat erat kaitannya dengan posyandu. Posyandu di wilayah Kapanewon Depok diharapkan bisa melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan panjang badan menggunakan alat ukur yang terstandar
Ardika promkes Puskesmas Depok 2 memaparkan: Posyandu saat ini adalah posyandu integrasi layanan primer (ILP) yaitu layanan kesehatan primer dan terintegrasi. Mulai dari pendaftaran, pengukuran, skrening sesuai dengan buku KIA. Pelayanan kesehatan berupa edukasi dan pemberian PMT bagi ibu hamil dan balita. Upaya layanan primer seperti inilah yang mampu menekan adanya stunting di wilayah Kapanewon Depok.
Sementara Wawan Widiantoro, S.IP., MPA panewu Depok dalam sambutannya, Kapanewon sudah berhasil menurunkan kasus stunting di buktikan dengan data. Data tersebut dari EPPBGM dari Puskesmas Depok I, Puskesmas Depok II dan Puskesmas Depok III.
Tahun 2023, Puskesmas Depok I berhasil menurunkan 3,77%, Puskesmas Depok II berhasil menurunkan 4,56% dan Puskesmas Depok III berhasil menurunkan 4,13%,
“ Penurunan stunting ini atas kerjasama dari kader kesehatan dan kalurahan setempat yang telah mengalokasikan dana desanya untuk pencegahan stunting” jelasnya
Bupati Sleman, Dra. Hj. Kustini Purnomo dalam sambutannya menyampaikan, penurunan angka stunting perlu adanya dukungan dari beberapa pihak yaitu orang tua tentang pola asuhnya. Kader kesehatan tentang melakukan rutin buka posyandu. Kalurahan dengan mengalokasikan dana desanya untuk pencegahan stunting.
Kustini mengajak semua warga masyarakat di Kapanewon Depok untuk datang ke posyandu masing-masing agar mendapatkan pelayanan kesehatan secara primer dan terintegrasi.(Aang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar