Masyarakat Padukuhan Wintaos Kalurahan Girimulyo Kapanewon Panggang Kabupaten Gunungkidul Selalu Menjaga tempat Sejarah. - MediaRakyat19. com

Breaking

Rabu, 26 Februari 2025

Masyarakat Padukuhan Wintaos Kalurahan Girimulyo Kapanewon Panggang Kabupaten Gunungkidul Selalu Menjaga tempat Sejarah.

 Masyarakat Padukuhan Wintaos  Kalurahan Girimulyo Kapanewon Panggang Kabupaten Gunungkidul  Selalu Menjaga tempat Sejarah.

Media Rakyat 19. Com.

Kabupaten Gunungkidul banyak Tempat yang  mempunyai sejarah  salah satunya telaga yang terletak di lembah di Padukuhan Wintaos, Kalurahan Girimulyo, Kapanewon Panggang, Kab. Gunungkidul. Telaga ini merupakan telaga tadah hujan, yang masih mampu menyimpan air cukup banyak sampai bulan Februari ini. Menurut warga setempat, jumlah air yang tertampung tidak lagi sebesar bertahun-tahun silam. Meskipun demikian, telaga Jurangjero termasuk telaga yang masih mampu bertahan menyimpan air – dibandingkan dengan banyak telaga tadah hujan lain di Gunungkidul yang cepat sekali kehabisan air/mengering dalam hitungan minggu, saat hujan berhenti turun. Ada kemungkinan terdapat mata air (tuk) di tengah telaga atau kekedapan dasar telaga yang masih baik, sehingga jumlah air dalam telaga masih terjaga – meskipun dugaan ini masih harus dibuktikan.

Telaga ini ‘dijaga’ oleh empat resan cukup besar disekelilingnya, yakni beringin bulu (Ficus drupacea) dan beringin biasa (Ficus benjamina), serta pohon-pohon pendukung lain yang merimbun di sekitar telaga, seperti pohon pule, ketapang, nyamplung dan keben. Pohon-pohon ini membuat keadaan sekitar telaga sejuk dan asri. Nampak sekali bahwa telaga ini terawat baik. Tradisi kerjabakti merawat telaga oleh masyarakat dusun Wintaos membuat ekosistem sekitar telaga terjaga dengan baik. 

Bersama Komunitas Resan Gunungkidul, masyarakat Padukuhan Wintaos mengadakan kerjabakti bersih telaga dan penanaman pohon pada hari Minggu 23 Februari 2025 kemarin. Kegiatan ini juga didukung oleh banyak mitra, diantaranya Karangtaruna Padukuhan Wintaos, MSIG (Mitsui Sumitomo Insurance Group), Sinambi, Tree of Heart (ToH) dan Nandur Tuk Memetri Tuk (NTMT), Sekolah Pagesangan. Pohon ficus berbagai jenis (iprik, benjamina, karet kebo) menjadi pohon yang paling banyak ditanam, disamping pohon lain seperti kepuh, gayam dan lain-lain. 


Selain dalam rangka merawat telaga, penanaman pohon ini juga merupakan upaya rintisan program Wanadesa di Girimulyo. Wanadesa merupakan salah satu program pendukung ketahanan desa. Dengan terjaganya keseimbangan ekosistem di wilayah desa – diharapkan ketersediaan air (utamanya untuk pertanian dan kebun) juga dapat terjaga, tanaman tumbuh lebih baik dan lahan menjadi lebih produktif. Wanadesa juga diharapkan dapat memperbaiki habitat dan sumber pakan MEP (monyet ekor panjang), sehingga jumlah dan frekwensi MEP yang turun mencari makan ke lahan pertanian lebih terkendali. Disamping itu, dilakukan penanaman pohon Wintaos/Bintaos sebagai toponim nama padukuhan – sebagai penanda bahwa nama pedukuhan tersebut diambil dari nama pohon tersebut. 

Keterlibatan warga terhadap kegiatan ini, selain menunjukkan tingkat keguyuban yang masih tinggi, sekaligus juga menunjukkan masih adanya kesadaran yang tinggi dalam menjaga lingkungannya, khususnya pada ekosistem sekitar telaga. Tingkat kesadaran yang tinggi pada beberapa muda Padukuhan Wintaos setidaknya dapat terbaca pada saat berdiskusi santai bersama mereka setelah kerjabakti. Adanya Sekolah Pagesangan yang dikelola anak muda, yang mengajarkan tentang mengenal jati diri dan lingkungan sendiri, tradisi dan budaya lokal dan kearifan-kearifan yang ada, menjadi salah satu penanda kuat tentang hal tersebut. Kesadaran ini dapat menguat dan meluas dengan dukungan yang kuat dari pemimpin pedukuhan yang memiliki tingkat kesadaran yang sama tinggi, visi yang jauh, serta program yang membumi.  

Mudah-mudahan di tengah-tengah derasnya arus konsumerisme, budaya instan dan tawaran keindahan-keindahan artifisial yang dangkal, yang dengan kuatnya sedang melanda di sekitar mereka, telaga Jurangjero beserta warga dan komunitas-komunitas pendukungnya dapat menjadi oase – memberikan sesuatu yang lebih dalam dan bermakna bagi kita semua. Dan lebih jauh lagi, oase ini mudah-mudahan dapat Bu menjadi embrio lahirnya kesadaran yang sejenis di banyak wilayah lain.

Kontributor..Agus Prasetya..( Inung Ali )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar