Pemkal Condongcatur Gandeng Wiradesa.co Selenggarakan Sekolah Jurnalisme Desa
Sleman, MediaRakyat19.com Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat khususnya pemuda, lembaga kalurahan, kader kesehatan, Kader Sosial, relawan, PAUD, KWT, Lembaga Pemilu, Pokdarwis dan lainya dalam bidang jurnalisme Pemerintah Kalurahan Condongcatur menyelenggarakan kegiatan Sekolah Jurnalisme Desa dengan mengandeng Wiradesa.co yang mempunyai tagline “Belajar, Berkarya, Berbagi” bertempat di Joglo Green Kayen Condongcatur Depok Sleman selama 2 hari Sabtu - Minggu,19 - 20 Oktober 2024
Kegiatan ini diikuti 25 peserta perwakilan dari lembaga /komunitasnya masing masing dengan narasumber Sihono HT (Asesor Uji Kompetensi Wartawan, Praktisi Media, Pendiri Wiradesa Group), Sukron Makmun (wartawan wiradesa.co), Ipung Purwo Harsono ((Perintis Wisata Hutan Pinus Mangunan) dan Dadang Hermawan (Ketua Pokdarwis Green Kayen)
Lurah Condongcatur, Reno Candra sangaji, S.IP, M.PA dalam sambutanya mengatakan program ini bertujuan untuk membantu para peserta khususnya pengelola webside /medsos masing masing lembaga agar bisa membuat karya jurnalistik peduli desa dengan cepat dan mengaplikasikan dengan mudah dan melatih wawasan mengenai etika jurnalistik, teknik penulisan berita serta praktik lapangan di dunia jurnalisme
“Semoga akan lahir Jurnalis Jurnalis Handal dari Condongcatur dan peserta dapat mengaplikasikanya pada lembaganya masing masing dalam penulisan berita kegiatanya” ungkapnya
Sekolah Jurnalisme Desa secara resmi dibuka oleh Panewu Depok, Wawan Widiantoro S.IP, M.PA yang menyampaikan dalam menulis tema ringan bisa jadi bahan tulisan, Ide tak harus muluk-muluk sederhana tapi membawa sebuah informasi dan inspirasi
“Harapannya para peserta nantinya dapat membiasakan diri menulis, apalagi Condongcatur adalah salah satu kalurahan yang paling aktif dengan berbagai kegiatan, pasti banyak yang bisa ditulis,” ucapnya
Ditambahkan Panewu Depok, dengan menulis kemampuanya akan terasah dan membuat karya jurnalistik manfaatnya besar bagi masyarakat dan kalurahan “Kita memang harus mempunyai kemampuan menulis. Untuk membangun citra baik. Agar sebagai subjek tak menjadi bulan-bulanan media yang tak jelas dengan membuat berita dan tulisan yang baik sesuai realita yang ada di lapangan, semua peserta agar mengikuti kegiatan ini sampai selesai lalu mempraktikkan, membentuk grup menulis, harapannya seluruh karya tahun depan dapat dibikin buku tentang Condongcatur,” pungkasnya
Dihari pertama di paparkan materi tentang Jurnalisme Desa oleh Sihono HT selaku Founder Wiradesa dilanjutkan materi Mengidentifikasi dan Menulis Berita tentang Desa oleh Sukron Makmum dan usai Ishoma narasumber oleh Ipung Purwo Harsono seorang Aktor Penggerak Pariwisata Mangunan yang menyampaikan materi tentang Pariwisata Berkelanjutan, Mengoptimalkan Kearifan Lokal untuk Mendukung Ekonomi dan Kemandirian Pangan
Selanjutnya dihari kedua Peserta diminta untuk membuat karya dimana Ketua Pokwarwis Green Kayen memaparkan tentang sejarah awal mula Green Kayen, potensi, fasilitas, kegiatan, tantangan dan rencana Green Kayen kedepan peserta menyimak dan mencatat semua bahan bahan tersebut dan ditambah wawancara yang akan dibuat karya (tulisan berita) oleh masing masing peserta
Hasil karya tulisan para peserta disertai foto dishare di WAG Sekolah Jurnalisme Desa Condongcatur selanjutnya bersama sama ditampilkan di layar proyektor untuk dibedah atau dilakukan editor oleh narasumber Sihono dan Sukron Makmum sekalian diberikan masukan dan penjelasan tentang Teknik, etika jurnalistik, cara penulisan yang benar sesuai EYD, cara memberikan kalimat hubung, pemilihan judul, rasa bahasa dsb
“Suatu berita terdiri dari dua bagian, yaitu teras berita dan tubuh berita. Teras berita atau pengantar berita atau intro merupakan bagian terpenting dari suatu berita, karenanya harus ditulis dengan singkat, padat, dan jelas. Biasanya, dalam teras berita menjawab pertanyaan WHO – WHAT – WHERE – WHEN – WHY – HOW atau dikenal dengan formula 5W+1H” jelas Sukron Makmum
Lebih lanjut dijelaskan Proses mengumpulkan data bisa dilakukan lewat wawancara, pengamatan, pelengkap bisa ditambah studi literatur. Saat wawancara lakukan pencatatan pokok pokok inti yang disampaikan narasumber. Catatan bisa menggunakan bloknot, atau dicatat di gawai. Bisa dilakukan perekaman suara kalau diperlukan
“Proses menulis. Judul ditulis belakangan, dimulai dari lead berita. Biasanya saya memulai dengan hal yang paling kuat dan penting untuk disampaikan. Badan berita berisi paparan dan penjelasan. Ending berita bisa berisi simpulan, harapan dan jangan lupa sebelum diunggah di platform media ada baiknya lakukan editing. Adakah salah ketik, salah penulisan nama dan lainya” terangnya
Dalam sesi akhir sekolah Jurnalisme Desa hasil karya tulisan tulisan para peserta setelah dilakukan editing akan diunggah di Portal penerbit berita Wiradesa.co dan mungkin jika peserta punya jejaring Media lainya dapat dikirimkan disana agar sebuah berita mendapat jangkauan baca lebih luas dari berbagai media online khususnya. (Aang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar