Sekolah Air Hujan Banyu Bening Membuat Masyarakat Sangat Beruntung . - MediaRakyat19. com

Breaking

Kamis, 03 Oktober 2024

Sekolah Air Hujan Banyu Bening Membuat Masyarakat Sangat Beruntung .

 Sekolah Air Hujan Banyu Bening Membuat  Masyarakat  Sangat Beruntung .

Sleman.Media  Rakyat 19. Com

Sekolah Air Hujan Banyu Bening yang berlokasi di Tempursari, Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581 kali ini mendapatkan kunjungan dari ASB (Arbeiter Samariter Bund). Memang tak pernah sepi di Sekolah Air Hujan ini, ada saja aktifitas orang datang dan pergi baik yang ambil air, belajar, bertanya-tanya atau konsultasi masalah kesehatan dan ada juga yang sekedar pingin merasakan minum air hujan sampai ada yang membawa Kopi, Teh, dan Wedang Rempah sendiri untuk bisa berbagi seperti apa yang di lakukan selama ini oleh Yu Ning dan Bang Udin sebagai pemilik komunitas dan sekolah. 

Sejalan dengan komitmen ASB (Arbeiter Samariter Bund) yang saat ini sedang melaksanakan "Program Penguatan Kapasitas Lokal untuk Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang Aksesibel dan Peka Iklim melalui Peningkatan Respons  Kemanusiaan yang Ramah Lingkungan (Program Seger Waras) di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Magelang.

ASB adalah lembaga non-pemerintah internasional yang berkantor pusat di Jerman. ASB mulai bekerja di Indonesia sejak tahun 2006 setelah gempa Yogyakarta. Melalui kemitraan organisasi-organisasi lokal, ASB memperluas kegiatanya ke Filipina di tahun 2014 dan negara-negara lainnya di Asia Selatan, Asia Tenggara di tahun 2017. Kantor regional ASB Asia Selatan dan Asia Tenggara (ASB South and South-East Asia/ASB S-SEA) berfokus pada respons kemanusiaan yang inklusif, aksi iklim, pembangunan sosial-ekonomi, dan pengurangan resiko bencana (PRB). ASB juga salah satu pendiri Disability Inclusive Disaster Risk Reduction Network/DIDIRIKAN yang secara signifikan berkontribusi terhadap inklusi disabilitas dalam Kerangka Kerja Sendai (kesepakatan global yang bertujuan untuk mengurangi, mencegah, dan menanggapi risiko bencana di seluruh dunia. Kerangka ini diadopsi oleh 187 negara anggota PBB pada Konferensi Dunia PBB Ketiga di Sendai, Jepang pada Maret 2015).

Di Indonesia sendiri ASB S-SEA bekerja untuk mendukung pembangunan ketangguhan masyarakat yang inklusif dengan bekerjasama secara teknis dan bermakna dengan pemerintah pusat, serta daerah, baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Desa/Kelurahan untuk menjalin kemitraan kolaboratif yang inklusif dan berkualitas dengan OSB (Organisasi Masyarakat Sipil) baik di tingkat Lokal maupun Nasional, termasuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis), Organisasi Orang Lanjut Usia, dan kelembagaan Masyarakat Desa, ucap Nasrus Sukroni (Project Manager).


Yu Ning menjelaskan juga mengenai Konsep Bioprospeksi yang harus di lakukan dalam pendampingan bukan sekedar program saja. Dan ASB siap bermitra dengan Sekolah Air Hujan Banyu Bening untuk IPAH (Instalasi Pemanen Air Hujan) dan Konservasi tanaman yang sudah lama di lakukan oleh Kamaludin (Bang Udin) sebagai Ketua JAKA TARUB (Jaringan Keluarga Tangan Rakyat Untuk Bumi). Dalam waktu dekat ASB juga membuat empat Pilot Project masing-masing 2 (dua) di Wilayah Magelang dan 2 (dua) di Gunung Kidul serta  1 (satu) di Kantor ASB untuk menjadi contoh duluan.

Besar harapan dua belah pihak antara ASB dan Sekolah Air Hujan Banyu Bening dalam program ini, setidaknya Mitigasi dan PRB (Pengurangan Risiko Bencana) sudah di lakukan melalui pendampingan agar di tahun depan tidak meluas bencana kekeringan, banjir, longsor dan masyarakar mulai sadar, paham bahwa air hujan adalah sumber kehidupan, sumber segala-galanya jika kita menyanyangi dan mencintainya (Air Hujan).Awak Media.Ali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar