Pelestarian Mata Air Lewat Peningkatan Kapasitas Masyarakat Hukum Adat* - MediaRakyat19. com

Breaking

Rabu, 28 Mei 2025

Pelestarian Mata Air Lewat Peningkatan Kapasitas Masyarakat Hukum Adat*

 Pelestarian Mata Air Lewat Peningkatan Kapasitas Masyarakat Hukum Adat*

Magelang.Media Rakyat 19. Com 

Secara topografi, wilayah Kabupaten Magelang diibaratkan sebagai cawan raksasa. Bibir cawan berupa pegunungan yang berfungsi sebagai daerah resapan air hujan, sementara bagian tengahnya merupakan dataran subur sebagai kawasan budidaya. Potensi sumber daya air yang besar, khususnya mata air (Tuk), tersebar luas di wilayah ini dan dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan pertanian, perikanan, domestik, hingga air minum.

Dalam rangka menjaga dan melestarikan potensi ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang menggelar kegiatan peningkatan kapasitas bagi Masyarakat Hukum Adat (MHA) serta pelestarian kearifan lokal, pengetahuan tradisional, dan hak-hak MHA terkait Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) pada Senin, 26 Mei 2025.

Sebanyak 10 desa mengikuti kegiatan ini, masing-masing mengirim dua perwakilan, yaitu Desa Giritengah, Karangrejo, Majaksingi (Borobudur), Krasak, Sriwedari, Kalirejo, Menoreh (Salaman), Rejosari, Losari (Pakis), dan Bligo (Ngluwar). Beberapa desa seperti Giritengah, Menoreh, Rejosari, Losari, dan Majaksingi bahkan dilaporkan mengalami drop-in air di sejumlah dusunnya seperti Ombosoro, Alun-Alun, Sangrahan, Belaburan, dan Wonokrio.

Kepala Bidang PKKLH, Joni Budi Hermanto, SIPem., MM., dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menyelamatkan mata air dan membentuk rencana aksi komunitas pelestarian air. Upaya seperti penanaman pohon Ficus serta penguatan peran pemuda melalui Komunitas Jogo Tuk (KJT) terus digencarkan.

Turut hadir dalam kegiatan ini anggota DPRD Kabupaten Magelang dari Fraksi Golkar, Budi Purnomo, yang berasal dari Dapil 1 (Mungkid, Moyudan, dan Borobudur). Dalam kapasitasnya sebagai anggota Komisi 1 DPRD yang menjadi mitra kerja DLH, menyampaikan dukungan penuh terhadap program Jogo Tuk. Dan menilai kegiatan ini sangat penting karena memberi ruang bagi DPRD untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan memahami persoalan lingkungan secara konkret, khususnya terkait pemanfaatan air hujan.  Serta menyoroti bahwa masih ada beberapa wilayah di Kabupaten Magelang yang mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih, sehingga upaya konservasi dan pemanfaatan air hujan sangat relevan untuk didorong.

Sementara itu, perwakilan dari Komunitas Banyu Bening menyampaikan bahwa air hujan adalah air paling murni dan sehat, bahkan lebih baik dari air kemasan maupun mata air jika ditangani dengan benar. Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih membiarkan air hujan terbuang begitu saja ke selokan dan sungai. “Kalau kita tahu ilmunya, air hujan itu luar biasa. Bahkan seluruh air di bumi ini asalnya dari hujan,” ujar salah satu narasumber.

Kegiatan ini menjadi mome


ntum penting untuk menyusun langkah strategis dalam pelestarian sumber daya air berbasis komunitas, kearifan lokal, dan teknologi tepat guna. Pemerintah berharap, dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan aktif masyarakat, Kabupaten Magelang dapat menjaga keberlanjutan sumber daya airnya demi kesejahteraan generasi mendatng..Kontriutor. Ainaya Nurfadila ( Awak Media Inung Ali )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar